Resensi Novel ‘CRUSH’ Karya Veronica Latifiane

Judul               : Crush
Pengarang      : Veronica Latifiane
Penerbit          : PlotPoint Publishing
Kota Terbit      : Jakarta
Tahun Terbit   : April 2013
Tebal              : 321 halaman
Harga              : Rp. 54.000,00

Sinopsis: 
Cinta Penuh Kejutan
Keyza yang senang akan adrenalinnya mampu mengontrol keadaan saat ujian. Hal ini berubah ketika datangnya seorang adik kelas yang duduk disebelah saat ujian.Gaduh, kacau semua itu tergambar jelas dalam kehidupan Keyza sekarang. Baru dihari pertama ujian sudah dimulai dengan Jovan yang datang terlambat sampai ia harus muntah tanpa sebab disamping meja Kezya.
“Lo kenapa sih?” ujar Kezya dengan nada gertak.
Cowok itu hanya diam dan sejenak bangun dari tempat duduknya.
“Misi, gue mau ke toilet” jawab Jovan. Tanpa memperdulikan tanggapan Kezya, ia berusaha keluar. Mungkin karena keadaanya yang sudah sangat tidak bisa tunda, cairan lengket tersebut keluar dari mulut Jovan tepat disamping meja Keyza.
Seisi ruangan mulai menjauh karena bau yang sangat pekat tersebut. Lantas Keyza hanya bisa kesal dan marah pada Jovan.

Sekitar satu jam sebelum ujian dimulai..
Keyza yang pagi itu diantar oleh Aga ke sekolah datang lebih pagi dari hari biasanya, ia akan ujian dan belum mengetahui ruangan yang akan ia tempatkan nanti. Tertulis di kartu ujian ruang 302, tepat berada dilantai tiga. Tidak sulit menemukan ruang tersebut dikarenakan letaknya yang dekat dengan tangga.
Tiba diruang tersebut, Keyza melihat bahwa kali ini ia di pasangkan de datangan kelas X.3 yang absen dua puluh pertama. Pupus sudah harapannya untuk duduk bersebelahan dengan Raihan yang kini duduk dikelas XII, karena kelas XII harus mulai duduk sendiri agar terbiasa jika nanti Ujian Nasional.
Farah tiba- tiba datang dan memhampiri Keyza yang sedang melihat nomor kartu yang ada dimeja juniornya.
“Jovan Meier...” seru Keyza.
“Beruntung lo ya, Key. Bisa duduk sama Jovan yang ganteng itu. Berasa keruntuhan duren deh lo.” sindir Farah dengan tawanya.
“Apa yang disenengin? Kalo kejatuhan duren kan sakit” jawab Keyza.
“Maksud gue tuh lo beruntung aja bisa duduk sama dia, kan dia artis muda yang bintangin FTV.” ucap Farah.

“TEEET!!! TEEET!!! TEEET!!!”
Bunyi bel pulang sekolah..
Seperti biasanya Keyza pulang bareng sama Aga, tapi hingga beberapa menit ia tunggu tidak muncul juga kakak laki- lakinya itu. Lantas ia menghampiri Aga ke kelasnya, terlihat masih banyak kelas XII yang bersantai  dilorong.
Sebelum sampai diruang kelas Aga, terdengar suara seseorang yang memanggilnya “Heh, mau kemana lo? Kok belum pulang? Malah ngeceng lagi didaerah kelas XII.” Jelas itu suara yang membuat ia kesal saat jam pertama ujian. Jovan.
Tidak lama Keyza berbincang menanggapi obrolan Jovan dan ia langsung menuju kekelas Aga dan memberanikan diri untuk mengintip kedalam kelas Aga. Ternyata didalam ada Aga dan Raihan, tidak disangka Aga bisa ngobrol asik dengan Raihan yang Keyza ketahui kakaknya tidak begitu kenal Raihan akrab, ya hanya sebatas teman satu angkatan saja.
“Haii Key..” sapa Raihan.
Detak jantung Keyza mulai berdegup kencang kala tahu bahwa seorang yang selama ini ia kagumi ternyata dekat dengan kakaknya dan bisa menyapanya dengan dekat.
“Hai Kak Raihan” jawab Keyza dengan senyum simpul.
Tak lama obrolan yang mereka bicarakan, akhirnya Aga dan Keyza pulang kerumah.

Dua jam setelah itu, mereka sampai dirumah dan melihat papan bertuliskan “For Sale” didepan rumah mereka. Rumah yang Keyza tempati itu terkena sitakan oleh Bank, papa Kezya berniat untuk menjual dalam waktu dekat ini tanpa memikirkan untuk kedepannya.
Papa Keyza adalah pecinta rokok dan alkohol yang sudah tidak bisa dipisahkan lagi. Selain itu ego yang cukup keras juga membuat ia keukeh akan menjual rumah ini untuk menutupi semua hutang kantor.
Pikiran mulai kemana- kemana, tanggungan ini sangat berat. Mamanya hanya bercerita bahwa hutang papanya itu sampai tiga puluh juta rupiah. Mama juga tidak bisa berbuat apa- apa selain mengikuti papa yang sudah jelas kepala rumah tangga.
Rumah ini gak boleh dijual, ini harta kita satu- satunya, kata- kata itu keluar dari mulut Keyza untuk meyakinkan mama. Apalah daya keputusan papa tidak dapat diganggu gugat.

Ulangan baru menginjak hari ketiga, tapi sudah mulai saja Keyza yang terus emosi pada Jovan. Ia terus saja menjahili Keyza yang ia pikir akan seru, tapi Keyza tidak suka akan hal yang dilakukannya.

Jovan terus saja membuat Keyza resah dan gaduh dalam ulangan Bahasa Jerman yang diyakini itu adalah pelajarang yang paling Keyza benci. Otomatis hal tersebut diketahui oleh pengawas dan menyuruh mereka keluar dan mebahasnya lebih lanjut diruang BP.

Baru kenal sebentar, Jovan sudah bisa memberi kepercayaan pada Keyza dan berniat membantunya  karena menurut penglihatannya Keyza itu memiliki masalah yang selalu membuatnya murung.

Semua cara gagal, hanya satu yang mungkin bisa menyelamatkannya. Jovan. Lagi- lagi cowok jail itu yang bisa membantu Keyza dalam keadaan sulit seperti ini.
Mereka deal dengan perjanjian yang ditetapkan. Keyza bersedia menjadi asisten Jovan dan bekerja separuh waktu direstoran kakak Jovan didaerah Kemang.

Hari demi hari ia lewati bersama Jovan dengan menjadi asisten TUAN MUDA tersebut, mulai dari disuruh membersihkan kamar tidurnya yang berantakan kesana kemari, dan membawakan segla barang yang dibutuhkan Jovan dalam kegiatan syuting kali ini.

Masalah makin memuncak ketika Keyza tahu bahwa sahabatnya sendiri, yaitu Farah bertunangan dengan Raihan. Dan dilain sisi Jovan yang makin membuat dirinya kalang kabut dan emosi yang dikeluatkan Keyza.

Semua kembbali normal saat Mama bisa meyakinkan Keyza akan semua masalah yang dihadapi dan harus diselesaikannya satu persatu.

Kini Keyza bisa berbangga hati karena TUAN MUDA yang suka menjahilinya itu bisa menjadi lebih dari teman tapi menjadi pacarnya.

Kelebihan:
Novel ini awal dilihat dari covernya yang unik seperti kado berpita dan warnanya yang cewek banget membuat rasa penasaran lebih. Apalagi sedikit kutipan ceritanya. Cerita ini dikemas dengan kata- kata remaja yang tidak membosankan dan buat remaja agak melting pas baca diakhir cerita.
Kekurangan:
Sepertinya kekurangannya hanya dibagian akhir yang menurut saya harus agak diperjelas soalnya masih seru.
Amanat:
Banyak yang bisa kita ambil dari cerita ini, dari kita teguh akan pendirian, tahan emosi dan ego, rasa percaya diri yang tinggi.

Terimakasih telah membaca mohon maaf jika ada kekurangan dalam tulisan saya ini.
Jika kalian ingin menanyakannya bisa ke twitter saya @ariniangger.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review Buku] "Sekeping Hati" by Erisca Febriani dan Firrrr

[Review Buku] “A Cup of Tea” Karya Gita Savitri Devi #BacotnyaGitasav